Selasa, 10 Juni 2014

Purna Bhakti Prof Ir Eko Budihardjo Msc

Harian Suara Merdeka 10 Juni 2014

Puisi, Rekor, dan Kekuatan Cinta
  • Paripurna Bhakti Prof Eko
 
 
ACARA Paripurna Bhakti Prof Ir Eko Budihardjo MSc bak panggung budaya. Kegiatan untuk menandai usainya masa bakti Prof Eko sebagai pendidik di Universitas Diponegoro (Undip) itu jauh dari kesan kaku seperti forum ilmiah, meski tetap serius. Beberapa penyair dan budayawan membacakan puisi, sementara beberapa tokoh masyarakat memberi sambutan di Gedung Prof Soedharto, kampus Undip Tembalang.
Hadir pada acara tersebut, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Windu Nuryanti, pendiri Budi Santoso Foundation (BSF) Ir Budi Santoso, mantan menteri Emil Salim, mantan gubernur Mardiyanto dan Bibit Waluyo, juga Wakil Gubernur Heru Sudjatmoko.
Selain itu, juga terlihat Rektor Undip Prof Sudharto P Hadi dan beberapa rektor universitas lain, budayawan KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Romo Mudji, Remy Silado, Ahmad Tohari, Tanto Mendut, dan lainnya. Acara dimulai sekitar pukul 09.00 dan dibuka dengan pemutaran film dokumenter tentang Prof Eko bertajuk Begawan Arsitek yang digarap Agus Maladi Irianto.
Pada acara yang dipandu Prie GS tersebut, Prof Eko menyampaikan pidato Paripurna Bhakti berjudul Membangun Kampus, Menebar Cinta. Dia mengingatkan para hadirin tentang pentingnya kekuatan cinta.
“Kita harus menyadari kekuatan cinta atau the power of love untuk membuat negeri ini lebih baik. Jangan sampai kebalikannya, mencintai kekuasaan atau love the power, sebab itu meru­sak,” ungkap pria yang pernah menjadi Ketua Dewan Kesenian Jawa Tengah (DKJT) itu.
Rekor Muri
Selain itu, Prof Eko juga me­nekankan kesabaran untuk meniti jalur kesuksesan, selangkah demi selangkah. Dengan kesadaran itu, dia yakin tak ada tatanan nilai yang dilanggar sehingga menimbulkan kekacauan. Dia memberi contoh dirinya sendiri, yang meniti karier mulai dari dosen, kepala jurusan, dekan, hingga rektor.
Pada kesempatan itu, ia juga meluncurkan tujuh buku sekaligus dari beberapa penerbit. Salah satunya, antologi puisi tentang kehidupan dan kematian yang mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri). Buku yang diterbitkan Aneka Ilmu tersebut dicatat sebagai rekor urutan ke-6.520.
Pada acara itu, beberapa seniman dan budayawan menghangatkan suasana lewat aksi mereka. Remy Silado misalnya, menyanyikan sebuah lagu parodi sambil memetik gitar. Gus Mus membacakan puisi yang banyak menyinggung soal penyair Chairil Anwar.
Pengabdian Prof Eko pada dunia ilmu masih terus berlanjut. Dia kini menjadi Ketua Komisi Budaya Aka­demi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI). Selain itu, dia juga diangkat sebagai guru besar di Universitas Trisakti, Jakarta. (Adhitia Armitri­anto-59)




Jumat, 23 Mei 2014

In Memoriam Jahja Kurnya Winata - Chartered Member

Flashback................

Riwayat Singkat Berdirinya Rotary Club Semarang Bojong

30 Juli 1981 :
Surat penunjukkan dari AdministrativeAdvisor group Q kepada Rtn.H.T.Suwignyo dari RC Semarang sebagai Special Representative untuk membentuk club ke 2 di kota Semarang.

04 Oktober 1981 :
Pertemuan pertama di kediaman Rtn.Suwignyo,Jl.MT.Haryono 834,Semarang pembentukan club ke 2.Dihadiri oleh Rtns.Suwignyo,Tedjoraharjo,Chodrin Sulchan,Soengkono,Soediono.
Untuk club ke 2 hadir:ex Rtns.Hadi Goelarso,Soetyono dan Buby Suryokusumo:
Calon anggota baru:Soepardi Yadipoetranto,Yahya Kurnia Winata,Rudy Yuwana,Soenardi.



21 Mei 2014
Alm Jahja Kurnya Winata berpulang ke hadiratNYA.Selamat Jalan Pak Jahja....Semoga mendapat tempat terbaik disisiNYA sesuai karya dan amal terbaiknya.Amin


Rabu, 02 April 2014

In Memoriam Rotarian Djoenaedi Prawatyo





Sosok yang tenang,cenderung pendiam,tapi ramah itu telah pergi meninggalkan kita semua untuk selama-lamanya.Rtn Djoenaedi Prawatyo,(bergabung dengan Rotary Club Semarang Bojong sejak 20 February 1986) salah satu Rotarian senior aktif,lintas generasi, di Rotary Club Semarang Bojong,tanggal 24 Januari 2014 terjatuh di rumah tinggalnya.Kemudian dirawat di Rumah Sakit Telogorejo-Semarang.Sebagai  pribadi yang aktif di berbagai organisasi social diantaranya Rotary Club Semarang Bojong,Yayasan THHK,dll,tak mengherankan semasa perawatan di Rumah Sakit kunjungan dari sahabat,rekan dan teman sepertinya tiada henti-hentinya.Sehingga berpotensi justru akan membuat Rtn Djoenaedi Prawatyo akan terlalu kecapaian.Dengan mempertimbangkan hal ini,maka berapa kali rencana kunjungan dari rekan-rekan Rotary Club Semarang Bojong sempat tertunda.Sampai akhirnya tanggal 22 Maret 2014 sebagian Rotarian dari Rotary Club Semarang Bojong bersepakat untuk berkunjung ke rumahnya di Graha Candi Golf.Hanya sebagian yang menengok,karena ada masukkan dari rekan-rekan di Rotary Club Semarang Bojong agar jangan sampai malah merepotkan tuan rumah/keluarga.Harapan kami,kunjungan akan menyemangati beliau dan dapat segera pulih seperti sediakala ,untuk kemudian aktif seperti biasanya.
Senin subuh,Tanggal 31 Maret 2014 jam 04.10 Tuhan Berkehendak yang Terbaik.Rtn Djoenaedi Prawatyo telah dipanggil pulang oleh Sang Pencipta.Selamat Jalan Rtn Djoenaedi Prawatyo.Semoga mendapat tempat terbaik di sisiNYA sesuai amal dan kebajikannya selama masa hidupnya.